Unisba Terlibat Sebagai Co-Organizer The 11th I-iECONS 2025

Penulis Berita
By Penulis Berita
Universitas Islam Bandung (Unisba) dipercaya menjadi co-organizers dalam penyelenggaraan The 11th International Islamic Economic System Conference (I-iECONS) 2025 yang digelar oleh Faculty of Economics and Muamalat, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Konferensi internasional bergengsi ini berlangsung selama dua hari, 27–28 Agustus 2025, di Auditorium Gedung Dekanat Unisba, serta disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting dan live streaming YouTube.(foto: komhumas unisba)

BERITA-JABAR.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) mendapat mandat penting sebagai co-organizer dalam pelaksanaan The 11th International Islamic Economic System Conference (I-iECONS) 2025. Ajang internasional bergengsi ini digelar oleh Faculty of Economics and Muamalat, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), dan akan berlangsung pada 27–28 Agustus 2025 di Auditorium Gedung Dekanat Unisba. Selain secara luring, acara ini juga dapat diikuti secara virtual melalui Zoom Meeting serta disiarkan langsung di kanal YouTube resmi.

I-iECONS dikenal sebagai agenda rutin dua tahunan yang mempertemukan para akademisi, peneliti, praktisi, hingga tokoh masyarakat dari berbagai negara. Forum ini menjadi ruang strategis untuk membahas isu-isu global terkait ekonomi, keuangan, dan pembangunan berkelanjutan dengan perspektif Islam. Tahun ini, konferensi mengangkat tema “Digitalisasi, Inovasi, dan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Ekonomi Islam” yang menitikberatkan pada bagaimana sistem ekonomi Islam dapat merespons tantangan era digital sekaligus mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Dari pihak Unisba, keterlibatan aktif ditunjukkan oleh Fakultas Syari’ah serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yang berperan penting dalam kepanitiaan maupun sumbangan pemikiran akademik.

Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, S.E., M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa isu yang diangkat dalam konferensi ini sangat relevan. “Pembangunan berkelanjutan adalah komitmen global yang hanya bisa diwujudkan melalui pemikiran, aksi, dan kerja sama lintas sektor. Ekonomi Islam adalah jalan yang tepat, karena berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits sebagai panduan dalam menjaga keberlangsungan pembangunan. Unisba bertekad berkontribusi pada pencapaian SDGs, penanggulangan kemiskinan, dan upaya pelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Sementara itu, Dean Faculty of Economics and Muamalat USIM, Ybrs. Assoc. Prof. Dr. Syahidawati Hj. Shahwan, menyampaikan apresiasi atas kemitraan yang terjalin dengan Unisba. “Tema konferensi tahun ini sangat kontekstual. Dengan perspektif ekonomi Islam, strategi pembangunan dapat diarahkan sesuai nilai keadilan (adl), keunggulan (ihsan), dan amanah. Kami berharap forum ini memunculkan gagasan baru serta mempererat jejaring strategis untuk mewujudkan masa depan ekonomi yang inovatif sekaligus berlandaskan etika,” ujarnya.

Konferensi ini secara resmi dibuka oleh Deputy Vice Chancellor (Academic and International) USIM, Y. Bhg. Prof. Dato’ Dr. Nik Salida Suhaila Nik Saleh. Dalam pidato pembukaannya, ia menegaskan bahwa peran ekonomi Islam semakin vital di tengah era digitalisasi. “Ekonomi Islam bukan hanya alternatif, tetapi sebuah jalan menuju keseimbangan antara kemakmuran material dan kesejahteraan spiritual. Forum ini adalah bukti nyata komitmen kita dalam memperkuat diskursus ekonomi Islam lintas negara, lembaga, dan disiplin ilmu,” katanya.

Pada sesi perdana, dua Keynote Speech menjadi sorotan. YBrs. Mr. Muhamad Nur, Executive Director Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat, membawakan materi “Strengthening the Role of Central Bank through Digital Disruption”. Sedangkan YBrs. Encik Munawwaruzzaman bin Mahmud, Head of Shariah Management Maybank Islamic Berhad Malaysia, mengupas isu “Contemporary Shariah Issues Related to Operating Costs of Zakat Distribution by Islamic Financial Institution”.

Selama dua hari, peserta konferensi disuguhi beragam topik pembahasan, mulai dari Revitalisasi Wakaf di Era Modern dengan studi kasus praktik Wakaf Al-Azhar di Indonesia, Wakaf Korporat: Konsep, Karakteristik, Praktik, dan Tantangan, hingga Wakaf untuk Bangsa: Transformasi Masyarakat melalui Keuangan Sosial Islam Korporat. Tak hanya itu, lokakarya praktis mengenai penjaminan syariah juga digelar, membedah konsep limited guarantee dan reasonable guarantee. Di samping sesi pleno, forum ini menghadirkan sesi paralel yang menjadi ajang pertukaran gagasan, diskusi mendalam, sekaligus menjalin kolaborasi lintas negara.(sani/png)

Share This Article
Leave a Comment