BERITA-JABAR.COM – Jaringan pegiat literasi digital (Japelidi) Kota Bandung bekerja sama dengan Fikom Unisba dan Kwarcab Kota Bandung menggelar kegiatan Pelatihan Sekolah Kebangsaan di Unisba, Sabtu (16 /12). Acara ini diikuti oleh 99 siswa SMA dan mahasiswa yang tergabung sebagai anggota pramuka di Kota Bandung dan merupakan calon pemilih pemula pada pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Sekolah Kebangsaan merupakan salah satu kegiatan yang diprakarsai Tular Nalar Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) sebuah organisasi independen yang berfokus pada literasi digital. Memasuki tahun ketiga pelaksanaanya, Tular Nalar 3.0  didukung oleh Google.org, Love Frankie dan ruang guru, mempunyai dua program unggulan, yakni Akademi Digital Lansia yang membidik sasaran para lansia dan Sekolah Kebangsaan dengan sasaran peserta para pemuda yang menjadi pemilih pemula pada pemilu mendatang. Jangkauan kegiatan Tular Nalar tahun ini adalah  38 provinsi di tanah air dan oleh beberapa mitra Mafindo lainnya seperti JRKI, dan komunitas literasi digital seperti Japelidi, kalangan kampus seperti Fikom Unisba, dan mitra lainnya yang berjejaring dengan Tular Nalar Mafindo
Dalam sambutannya, PIC kegiatan DR. Rita Gani, M.Si dari Tim Tular Nalar yang juga merupakan koordinator community outreach program TN 3,0 mengatakan bahwa para siswa yang pada pemilu tahun 2024 nanti akan menggunakan hak pilihnya pertama kali, perlu mendapatkan pengetahuan dan wawasan demokrasi sehingga nantinya mereka bisa memilih kandidat pemimpin yang dipercaya dan tidak menjadi generasi muda yang apatis karena suara Gen Z ini ikut  menentukan arah demokrasi bangsa.
Kegiatan yang bertempat di lantai 4 kampus Unisba ini juga bekerja sama dengan kelompok mahasiswa yang tergabung dalam EO Sajeeva Connection dan mengemas konsep kegiatan menjadi lebih seru dan dinamis. Para siswa yang merupakan anggota pramuka memberikan energi penuh selama kegiatan berlangsung. Peserta dibagi ke dalam sepuluh kelompok dan masing-masing kelompok ditemani seorang fasilitator yang akan menyampaikan materi.  Koordinator fasil Eva Nurseha, M.,Ikom menjelaskan bahwa para fasilitator merupakan asisten laboratorium Simulasi Fikom Unisba yang sebelumnya sudah mengikuti berbagai rangkaian simulasi (TOT) sehingga bisa menyampaikan materi secara baik.
Sepanjang durasi 180 menit pelatihan, peserta antusias mengikuti setiap segmen, baik materi, gim kelompok maun segmen periksa fakta melalui berbagai aplikasi dan website periksa fakta. Antusiasme ini disampaikan oleh Rafi salah satu peserta pelatihan di sesi penutupan acara. Ia merasa senang mengikuti pelatihan ini, bukan hanya karena materinya yang menarik dan menerima pengetahuan baru tetapi juga karena disampaikan oleh akang teteh mahasiswa dalam kelompok kecil sehingga gampang dimengerti. Selain itu juga bisa berkenalan dengan teman-teman anggota pramuka dari berbagai sekolah.
Pelatihan Sekolah Kebangsaan tidah hanya memberikan berbagai materi tentang seluk beluk pelaksanaan pemilu tetapi juga diselingi gem sehingga terjalin keakraban di antara para peserta.
“Semoga setelah mengikuti pelatihan Sekolah Kebangsaan ini, para siswa yang merupakan digital citizenship ini akan memiliki konsep demokrasi yang baik dan bisa berperan serta mensukseskan pesta demokrasi di negara in,” ungkap Rita Gani.(ask/bnn)