SURABAYA, BERITA JABAR COM. -Video yang menampilkan mahasiswa Universitas Wijayakusuma Surabaya (UWS) menghina suku Sunda tengah viral di media sosial, memicu kemarahan luas dari masyarakat. Mahasiswa yang terlibat diidentifikasi sebagai Muhammad Adimas Firdaus, yang sedang menempuh studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) kampus tersebut.
Menanggapi insiden yang meresahkan ini, Prof. Dr. Ir. Rr. Nugrahini Susantinah Wisnujati, M.S., Rektor UWS, segera menegaskan sikap tegas universitas. “Perbuatan menghina suku tertentu sama sekali tidak bisa ditoleransi. Ini jelas bertentangan dengan nilai akademik, etika sosial, dan moral yang kami junjung tinggi sebagai lembaga pendidikan,” tegas beliau dalam keterangan resmi.
Pada Jum’at (12/12/2025) pukul 10.00 WIB, Muhammad Adimas Firdaus dipanggil ke kantor rektor untuk memberikan klarifikasi terkait video yang disebarkannya. Proses klarifikasi ini dijalankan secara terbuka dan adil, guna memahami motivasi serta konteks perbuatan mahasiswa tersebut sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Universitas menyatakan siap memberikan sanksi disipliner yang tegas, mulai dari peringatan tertulis hingga skorsing sementara atau permanen — tergantung hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim internal. “Kebijakan ini kami jalankan demi menjaga martabat masyarakat Sunda dan mempertahankan nama baik Universitas Wijayakusuma Surabaya,” tambah Prof. Nugrahini.
Selain langkah internal, Rektor juga menghimbau masyarakat dan lembaga media untuk bersikap bijak. Beliau menekankan agar tidak menyebarkan konten yang dapat memicu konflik lebih luas, serta mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat memiliki batas — terutama ketika menyangkut identitas suku, agama, dan budaya.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh sivitas akademika agar lebih bertanggung jawab dalam penggunaan media sosial. UWS juga berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan tentang nilai kebhinekaan, toleransi, dan penghormatan terhadap keragaman budaya yang menjadi harta kekayaan bangsa Indonesia.
“Ini juga momentum bagi kami untuk memperkuat program edukasi karakter dan etika digital bagi seluruh mahasiswa, sehingga tidak terulang lagi peristiwa serupa di masa depan,” pungkas Rektor. (Iding/BNN)

