Ditulis Oleh: H. Iding Mashudi
Tanggal: 20 Desember 2025
BERITA JABAR COM.
Bulan Rajab kembali menyapa umat Islam dengan membawa pesan langit tentang taubat, kesungguhan ibadah, dan harapan akan ampunan Allah SWT. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), 1 Rajab 1447 Hijriah bertepatan dengan Minggu, 21 Desember 2025. Namun, dalam Islam, pergantian hari dimulai bukan pada tengah malam, melainkan sejak waktu Maghrib.
Artinya, malam 1 Rajab 1447 H telah dimulai sejak Sabtu malam, 20 Desember 2025, selepas Maghrib. Sejak saat itu, Allah membuka pintu kebaikan seluas-luasnya bagi hamba-Nya yang ingin kembali mendekat, memperbaiki diri, dan menata ulang niat hidup.
Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT. Dalam bulan ini, dosa terasa lebih berat dan kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Ia hadir sebagai pengingat lembut agar hati yang mulai lalai kembali tersentuh oleh cahaya iman, sebelum Ramadhan datang dengan sempurna.
Para ulama mengajarkan umat Islam untuk memperbanyak doa sejak awal Rajab, salah satunya doa yang begitu masyhur dan penuh harap:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”
Doa ini bukan sekedar harapan panjang umur, melainkan permohonan agar Allah memberikan kekuatan iman dan kesempatan memperbaiki diri hingga tiba bulan penuh pengampunan.
Di bulan Rajab, istighfar menjadi dzikir yang paling pantas mengalir dari lisan dan hati. Setiap manusia tak luput dari dosa, dan Rajab hadir sebagai undangan Allah untuk kembali:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا
“Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskan kesalahan-kesalahan kami.”
Amalan di bulan Rajab bukanlah beban, melainkan jalan pulang menuju Allah. Memperbanyak taubat, menjalankan puasa sunnah, menegakkan shalat-salat sunnah, memperindah hari dengan dzikir, serta mendekatkan diri melalui tilawah Al-Qur’an, adalah bentuk cinta seorang hamba kepada Rabb-nya. Sedekah yang dikeluarkan, sekecil apa pun, menjadi saksi keikhlasan dan empati kepada sesama.
Rajab juga mengajarkan penjagaan diri. Lisan dijaga dari ghibah, hati dibersihkan dari dengki, dan langkah diarahkan menjauhi maksiat. Karena di bulan yang dimuliakan ini, Allah mengajarkan bahwa kesucian hati adalah bekal utama menuju Ramadhan.
Maka, ketika Rajab tiba, sejatinya ia membawa pesan yang sama kepada setiap jiwa: masih ada waktu untuk berubah. Masih ada kesempatan untuk kembali. Semoga Allah SWT menjadikan Rajab ini sebagai awal kebangkitan iman, membersihkan dosa-dosa kita, dan mempertemukan kita dengan Ramadhan dalam keadaan hati yang lebih hidup dan penuh cahaya.

