Fakultas Psikologi Unisba Bina Muthawif di Mekkah, Perkuat Mental dan Spiritualitas Pelayan Ibadah

Penulis Berita
By Penulis Berita
Pelatihan ini dikemas interaktif dan dinamis—peserta diajak berpikir kritis lewat brainstorming, bermain peran (role play), mendiskusikan studi kasus, hingga simulasi di lapangan. Lebih dari itu, disediakan pula sesi konseling personal bagi muthawif yang ingin berbagi secara lebih intim dan mendapatkan dukungan psikologis langsung dari para ahli.(foto: ist)

BERITA-JABAR.COM – Di balik khusyuknya ibadah jutaan jamaah haji dan umroh, berdirilah para muthawif—mereka yang bukan hanya menjadi penunjuk arah, tetapi juga peneduh hati, pengelola emosi, dan penjaga suasana batin selama perjalanan spiritual. Namun, siapa yang peduli pada kesiapan mental mereka?

Menjawab pertanyaan ini, Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba) bersama LPPM Unisba menggelar Pelatihan Psikologi untuk 82 muthawif di Kota Suci Mekkah, November 2024. Inisiatif ini menjadi bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat Luar Negeri (PKMLN), sekaligus mencerminkan kiprah global Unisba dalam menyebarluaskan ilmu psikologi berbasis nilai-nilai Islam.

Pelatihan berdurasi satu hari ini berlangsung di sebuah restoran Indonesia yang nyaman dan representatif di Mekkah, berkat kerja sama strategis dengan Asosiasi Pelayanan Umroh dan Haji (APUH) yang turut menyediakan dukungan logistik dan konsumsi.

Materi yang disajikan tak sekadar teoritis, tetapi menyentuh inti tantangan keseharian para muthawif: mulai dari memahami peran mereka secara holistik, cara mengelola stres, tampil profesional melalui personal grooming, membangun komunikasi empatik, hingga menggali makna ikhlas dan percaya diri (self-efficacy) melalui lensa Psikologi Islam.

Pelatihan ini dikemas interaktif dan dinamis—peserta diajak berpikir kritis lewat brainstorming, bermain peran (role play), mendiskusikan studi kasus, hingga simulasi di lapangan. Lebih dari itu, disediakan pula sesi konseling personal bagi muthawif yang ingin berbagi secara lebih intim dan mendapatkan dukungan psikologis langsung dari para ahli.

Hasilnya sangat positif. Evaluasi pre-test dan post-test menunjukkan lonjakan skor rata-rata dari 34,5 menjadi 40,0, diperkuat dengan uji Wilcoxon yang menegaskan adanya peningkatan signifikan secara statistik. Feedback dari para peserta pun menggembirakan: mereka merasa lebih siap dalam menghadapi dinamika jamaah, lebih sabar dan bijak dalam bersikap, serta lebih profesional saat mendampingi ibadah.

Tak hanya sebagai bentuk pengabdian lintas negara, pelatihan ini menjadi model sinergi akademik dan praktik di lapangan. Bagi APUH, ini adalah pintu awal menuju program pembinaan berkelanjutan. Bagi Unisba, ini adalah bukti bahwa psikologi Islam dapat hadir dan relevan dalam pelayanan ibadah berskala global.

Fakultas Psikologi Unisba membuktikan bahwa pelayanan ibadah yang berkualitas tak hanya ditentukan oleh tata cara, tetapi juga oleh ketulusan, stabilitas emosi, dan kesiapan jiwa para pembimbingnya. Sebab untuk menyentuh hati jamaah, seorang muthawif pun perlu disapa dan diperkuat jiwanya terlebih dahulu.(ask/png)

Share This Article
Leave a Comment