BERITAJABAR.COM: Kota Evry merupakan bagian dari kota metropolitan Grand Paris, terletak 35 Km sebelah selatan dari Paris. Rabu malam (16/2/2022), wayang kulit berbahasa Prancis dan gamelan dipentaskan di Kota Evry, tepatnya di Konservatori Iannis Xenakis. Pertunjukan wayang kulit ini didukung KBRI Paris, dengan lakon Foret Wanamarta (Hutan Wanamarta) disampaikan oleh dalang Ki Christophe Moure dari Asosiasi Pantcha Indra.
Sebelum menghadiri pertunjukan wayang kulit dan gamelan, Dubes RI Mohamad Oemar diterima Presiden Universitas Evry, Prof. Patrick Curmi, di ruang kerjanya. Pada kesempatan tersebut Prof. Curmi dan Dubes berdiskusi tentang peluang kerjasama akademik. Dubes juga menggarisbawahi prioritas Indonesia salah satunya adalah di bidang maritim. Untuk itu Dubes Oemar berharap agar dapat dilakukan kerjasama di bidang tersebut dengan kampus di indonesia.
Presiden Universitas Evry menyampaikan bahwa Universitas Evry adalah bagian dari Universitas Paris – Saclay yang memiliki rengking 14 dunia menurut Shanghai ranking. Universitas Evry terbuka dan siap untuk melakukan kerjasama dengan kampus di Indonesia.
Dalam sambutannya, Duta Oemar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kota Evry dan Universitas Evry yang memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk memperkenalkan salah satu seni budayanya kepada masyarakat Prancis. Dubes juga sangat mengapresiasi teman-teman dari Pantcha Indra yang merupakan duta pengenalan budaya Indonesia kepada masyarakat Prancis.
Dubes Oemar juga menyampaikan bahwa wayang dan gamelan ini merupakan warisan budaya takbenda Indonesia yang diakui Unesco, wayang pada tahun 2008 dan gamelan pada Desember 2021, dua bulan lalu. Di akhir sambutannya, Dubes berharap semoga Covid19 cepat berlalu sehingga masyarakat Prancis dapat kembali mengunjungi Indonesia.
Lebih dari 175 orang penonton yang memenuhi ruangan pertunjukan mengapresiasi penampilan dalang Ki Christophe Moure yang sangat luwes mendalang. Penampilan wayang didahului dengan lagu-lagu jawa, diantaranya rujak jeruk. Logat dan gaya banyolan Ki Dalang Christophe Moure yang disampaikan dalam Bahasa Prancis membius para penonton, hingga tidak terasa 90 menit pertunjukan terasa cepat sekali.
Ki Dalang Christophe juga mempersilakan kepada penonton untuk melihat wayang kulit dari bayangan belakang layar. Tepuk tangah riuh sebagai wujud apresiasi penonton mengakhiri pertunjukan malam itu.
Pertunjukan wayang tersebut merupakan penutup dari serangkaian seminar sehari tentang epik dan musik yang diadakan di Universitas Evry, yang dikoordinir Anitha Herr. Salah satu materi seminar adalah wayang kulit yang dipresentasikan oleh Kati Basset, etnomusikolog dari Inalco Paris. Kati mempresentasikan berbagai jenis wayang yang ada di Indonesia, khususnya wayang Bali, wayang Jawa, dan wayang Cirebon.
Secara terpisah, Atdikbud KBRI Paris, Prof. Warsito menambahkan bahwa pertunjukan tersebut paralel dengan kegiatan seminar. Selain itu diadakan pelatihan gamelan yang diikuti oleh mahasiswa sebanyak 23 orang. Mahaiswa inilah yang nanti menjadi duta promosi budaya Indonesia dan kerjasama akademik, khususnya di Universitas Evry.(ask/png)