BERITA-JABAR.COM – PT Geo Dipa Energi (Persero) bersama dua mitra pelaksana Engineering, Procurement, and Construction (EPC) PLTP Patuha Unit 2, yakni PT IKPT dan PT Wasa Mitra Engineering, mengadakan sesi konsultasi bermakna dengan masyarakat dari tiga desa terdekat lokasi proyek: Panundaan, Sugihmukti, dan Alamendah, pada Kamis (12/6/2025).
Acara ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sosialisasi proyek EPC PLTP Patuha 2, yang sebelumnya telah digelar bersama jajaran Forkompinda Kabupaten Bandung, Forkopimcam Ciwidey, Pasirjambu, dan Rancabali, serta perwakilan dari Jamintel (Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen) di Gedung Mohamad Toha, Komplek Pemkab Bandung, Selasa (10/6/2025).
Sesi konsultasi ini sekaligus menandai dimulainya tahap EPC dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha 2 berkapasitas 55 MW, sebagai bagian dari komitmen transparansi dan pelibatan warga dalam Proyek Strategis Nasional yang berada di wilayah mereka.
Bertempat di Bumi Meloka, Ciwidey, kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WIB ini dihadiri oleh perwakilan warga dan tokoh perempuan dari ketiga desa, aparat pemerintahan desa, serta perwakilan dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Bandung dan jajaran manajemen PT Geo Dipa Energi.
Danang Maulana, Project Manager Patuha 2 dari Geo Dipa, dalam sambutannya menyampaikan bahwa fase EPC ini melanjutkan proyek pengeboran (drilling) yang telah rampung pada 2023 lalu. Ia menekankan pentingnya proyek ini dalam memperkuat pembangunan dan kesejahteraan di wilayah sekitar proyek.
“Sebagai Proyek Strategis Nasional, keberadaan PLTP Patuha 2 diharapkan dapat mendorong pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” jelas Danang.
Sementara itu, Devi Suryani, mewakili Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bandung, menyoroti peran lembaganya dalam pengawalan hukum dan pemberantasan korupsi yang selaras dengan agenda Asta Cita Presiden RI, khususnya pada reformasi hukum dan birokrasi.
“Intelijen Kejaksaan hadir untuk memastikan program pembangunan nasional berjalan sesuai aturan dan bersih dari praktik menyimpang,” tegasnya.
Selanjutnya, I Gusti Ngurah Rai Maman Udiyana, perwakilan dari kontraktor EPC, memaparkan secara umum rencana kegiatan di tahap EPC, termasuk pembukaan jalur komunikasi dan keluhan masyarakat, peluang kerja bagi warga lokal, dan kolaborasi dengan UMKM di sekitar proyek.
“Fokus utama kami adalah keselamatan kerja, kepatuhan pada jadwal, dan kualitas sesuai standar. Semua pihak yang terlibat bergerak dengan satu tujuan yang sama,” ungkapnya.
Sesi diskusi pun dibuka, memberi ruang bagi warga untuk menyampaikan aspirasi. Mulai dari usulan soal peningkatan infrastruktur jalan, permintaan pemasangan rambu lalu lintas, hingga pertanyaan seputar peluang kerja lokal turut mencuat dalam forum tersebut.
Sebagai bagian dari keterbukaan informasi, seluruh peserta mendapatkan leaflet Ringkasan Dokumen Penilaian Lingkungan Awal (IEE) PLTP Patuha 2, yang menjadi sarana transparansi proyek kepada publik.(id/png)

