Unisba Selenggarakan Konferensi Internasional BAIC ke-8: Bahas Ekosistem Halal dan Pembangunan Berkelanjutan

Penulis Berita
By Penulis Berita
Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali meneguhkan komitmennya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan berbasis nilai Islam dengan menyelenggarakan The 8th Bandung Annual International Conference (BAIC 2025). Acara yang digelar pada Rabu (10/9) di él Hotel Bandung ini merupakan bagian dari peringatan Milad ke-67 Unisba.

BERITA-JABAR.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali meneguhkan komitmennya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan berbasis nilai Islam dengan menyelenggarakan The 8th Bandung Annual International Conference (BAIC 2025). Acara yang digelar pada Rabu (10/9) di él Hotel Bandung ini merupakan bagian dari peringatan Milad ke-67 Unisba.

Mengangkat tema “Halal Ecosystem and Sustainability”, konferensi tahun ini tidak hanya sekadar forum akademik, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat jejaring kolaborasi ilmiah global dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip halal.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, S.E., M.Si., menekankan bahwa BAIC telah menjadi ruang penting bagi ilmuwan, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk saling bertukar wawasan sekaligus membangun jejaring akademik yang lebih luas.

“Pengembangan ekosistem halal yang komprehensif sejatinya bukan hanya perkara standar agama atau etika, tetapi juga kerangka kerja yang menghadirkan transparansi, keadilan, dan keberlanjutan jangka panjang. Inilah yang menjadi inti dari pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Atih menambahkan, Unisba memiliki visi jangka panjang menjadi universitas Islam terkemuka di Asia pada 2033. Salah satu misinya adalah menjadi pelopor industri kesehatan halal, yang akan diwujudkan melalui rencana induk strategis berbasis pendidikan, riset, inovasi, serta pengabdian masyarakat.

Ia berharap konferensi ini dapat memunculkan inspirasi, motivasi, dan kerja sama lintas disiplin, khususnya dalam ranah sains, teknologi, serta transformasi sosial.

Sementara itu, Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum., menuturkan bahwa BAIC merupakan simbol komitmen berkelanjutan Unisba dalam mendukung penelitian multidisiplin sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat berbasis nilai Islam dan prinsip etis.

Konferensi tahun ini berhasil menghadirkan 298 peserta dari 28 universitas di Indonesia serta 12 universitas mancanegara, termasuk dari Filipina, Malaysia, Thailand, India, hingga Amerika Serikat.

Selain itu, empat pembicara utama lintas negara juga dihadirkan, yakni Prof. Dr. K.A. Aboobaker (Chairman, MES Standing Committee on Engineering & Architecture Colleges, India), Kimberly Jean B. Surmeon, RPh., MSPH. (ESP Program Head, Holy Child Central Colleges, Inc., Filipina), Prof. Dr. Tasya Asprianti (Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen, Unisba), dan  Riko Amir, S.T., M.T., M.Sc. (Direktur Anggaran untuk Pengembangan SDM dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan RI).

Melampaui Batas Ilmu dan Negara

Tak hanya simposium, BAIC 2025 juga menyelenggarakan lokakarya khusus bertema “Transcending Borders, Transforming Disciplines.” Kegiatan ini melibatkan delegasi dari Indonesia dan Filipina, yakni Dr. Titik Respati, drg., M.Sc.PH. (Sekretaris LPPM Unisba) serta Josie Yap-Tirador, DBA, Ph.D. (Wakil Presiden Bidang Akademik, Goldenstate College, Filipina).

Lokakarya tersebut difokuskan pada riset kolaboratif unggul yang menembus batas negara dan lintas disiplin. Menurut Prof. Neni, semangat ini memastikan bahwa hasil BAIC tidak berhenti pada makalah, tetapi berkembang menjadi kemitraan internasional nyata yang berkelanjutan.

Ia menambahkan, Unisba mengantisipasi terbentuknya jejaring akademis yang lebih kokoh di Asia, lahirnya rekomendasi kebijakan praktis, terdokumentasikannya praktik terbaik, serta meningkatnya kontribusi akademik melalui publikasi internasional.

BAIC 2025 bukan hanya konferensi ilmiah, tetapi sebuah gerakan. Sebuah upaya menyinergikan sains, kebijakan, dan pengabdian masyarakat berlandaskan nilai Islam demi mewujudkan masa depan halal yang inklusif, etis, dan relevan secara global,” pungkasnya.

Konferensi ini terbagi menjadi dua simposium besar, yakni SoRes (8th Social & Humanities Research Symposium), dengan fokus pada bidang sosial, humaniora, komunikasi, psikologi, manajemen, hukum, pendidikan Islam, ekonomi syariah, serta perbankan syariah. Dan SiRes (8th Science & Technology Research Symposium), yang menitikberatkan pada bidang teknik industri, pertambangan, perencanaan wilayah, kesehatan, statistik, matematika, farmasi, hingga teknologi berkelanjutan.

Selain menyajikan forum diseminasi penelitian, BAIC 2025 juga membuka jalur publikasi bereputasi, mulai dari Scopus Journal, Garuda Indexed National Proceeding, hingga Scopus Indexed International Proceeding.

Unisba turut menggandeng sejumlah co-host internasional, antara lain Universiti Teknologi MARA (UiTM) – Malaysia, MES College of Engineering – India, Holy Child Central Colleges Inc. – Filipina, New Hope School of Agriculture and Fishery – Filipina, Santo Niño College Foundation – Filipina, serta Urdaneta City University – Filipina.

Sebagai penutup, digelar parallel session di tujuh ruangan: SiRes 1, SoRes 1, SoRes 2, SoRes 3, SoRes 4, SoRes 5, dan SoRes 6. Setiap ruangan dipandu moderator, didampingi timekeeper, serta dinilai oleh tim juri. Dari masing-masing ruangan dipilih satu presenter terbaik.

Artikel yang lolos seleksi dari SoRes akan dipublikasikan di jurnal internasional, sementara karya dari SiRes akan diterbitkan melalui prosiding internasional.

Dengan cakupan tema yang luas, peserta dari berbagai negara, serta kolaborasi yang konkret, BAIC 2025 menjadi bukti nyata kiprah Unisba dalam memperkuat riset global berbasis nilai halal dan keberlanjutan.(gifas/png)

Share This Article
Leave a Comment