BERITA-JABAR.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) melalui Bagian Akademik dan Karir Dosen kembali menegaskan komitmennya dalam peningkatan mutu dosen dengan menggelar dua agenda penting, yakni penyerahan Sertifikat Pendidik bagi lulusan Sertifikasi Dosen (Serdos) 2024 serta sosialisasi Serdos 2025. Kegiatan ini diselenggarakan pada Senin, 23 Juni 2025, di Aula Pascasarjana Unisba.
Sebanyak 15 dosen dari enam fakultas resmi menerima sertifikat pendidik setelah berhasil lolos Serdos 2024. Mereka berasal dari Fakultas Syariah (2 orang), Hukum (2), Teknik (3), Ilmu Komunikasi (2), FEB (2), dan Kedokteran (4). Selain itu, 43 dosen yang telah dinyatakan memenuhi syarat atau eligible untuk mengikuti Serdos 2025 turut hadir sebagai peserta sosialisasi.
Dalam sambutannya, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., menekankan pentingnya kesadaran personal para dosen untuk segera menjalani proses sertifikasi. Menurutnya, dukungan dari institusi sangat membantu, namun motivasi utama tetap harus datang dari diri dosen sendiri.
“Proses sertifikasi akan semakin menantang ke depan, apalagi dengan tambahan syarat pelatihan Pekerti. Sertifikasi bukan hanya menyangkut pengakuan profesional, tapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan dosen, terutama jika dilanjutkan hingga jenjang guru besar dengan tunjangan kehormatan,” ungkap Rektor.
Ia juga mengajak para dekan untuk proaktif mendorong para dosen yang belum tersertifikasi agar segera menyelesaikan prosesnya, sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas dan profesionalitas tenaga pengajar di Unisba.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., dalam laporannya menyampaikan bahwa dari 461 dosen di Unisba, 351 di antaranya atau sekitar 76,14% telah memiliki sertifikat pendidik. Angka ini dinilai membanggakan karena melampaui rata-rata nasional perguruan tinggi di Indonesia yang umumnya berada di angka 70%.
Ia juga menyampaikan bahwa pengembangan karier dosen tak berhenti hanya pada sertifikasi. Unisba terus memberikan dukungan, termasuk pembiayaan, bagi dosen muda untuk menempuh pendidikan doktoral (S3), serta mendorong peningkatan jabatan akademik yang menjadi indikator penting dalam mutu institusi.
“Peran dosen tidak hanya untuk pengembangan diri, tetapi juga bagian penting dari kontribusi institusi dalam membangun masyarakat. Maka, semangat untuk terus bertumbuh dan berkontribusi harus senantiasa dijaga,” tandasnya.(gifa/png)