BERITA-JABAR.COM– GOR Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, menjadi saksi terselenggaranya sebuah kegiatan penting dalam bidang kesehatan masyarakat. Program yang diinisiasi oleh Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran (UPPM-FK) Universitas Islam Bandung ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diwujudkan oleh para dosen FK Unisba melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).(12/9)
Kegiatan tersebut dipimpin oleh dr. Rika Nilapsari, SpPK., MPd.Ked. selaku ketua tim, dengan dukungan para anggota yang juga berkompeten di bidangnya, yaitu Dr. Noormartany, dr., SpPK(K), MSi; Dr. Yani Triyani, dr., SpPK Subsp P.I(K), MKes; dr. Samsudin Surialaga, MSi; serta dr. H. Muhammad Iqbal, SpPD., MMRS. Mengusung tema “Sosialisasi Kesehatan dan Pencegahan Kegawatan Jantung kepada Tokoh Masyarakat Kampung Cisaat Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung”, acara ini lahir dari sinergi antara akademisi dengan pemangku kebijakan lokal, termasuk Kepala Desa Pangauban serta Pimpinan Pondok Pesantren Baitur Rohman.
Acara dibuka secara resmi melalui sambutan virtual dari Dekan Fakultas Kedokteran Unisba, Dr. Santun Bhekti Rahimah, dr., M.Kes., M.MRS., disusul sambutan langsung dari Kepala Desa Pangauban. Kehadiran kedua pihak ini menandai pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat dalam menjawab persoalan kesehatan warganya.
Dua Tahap Program: Dari Edukasi hingga Pemeriksaan
Program PkM ini dirancang dalam dua tahap. Tahap pertama berupa edukasi yang diberikan langsung oleh dokter spesialis, terutama yang berfokus pada bidang jantung dan penyakit dalam. Tahap kedua, yang kini tengah dilaksanakan, lebih menekankan pada langkah promotif dan preventif. Warga mendapatkan layanan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi dasar kesehatan, pemeriksaan laboratorium guna mendeteksi faktor risiko penyakit kronis, serta pemberian obat-obatan dan suplemen pendukung kesehatan.
Hasil survei awal di Kampung Cisaat, Desa Pangauban, menunjukkan kondisi kesehatan masyarakat yang cukup mengkhawatirkan. Sekitar 60–70 persen penduduk, terutama lanjut usia, mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan. Keluhan yang paling sering muncul adalah nyeri dada hebat disertai sesak napas, yang dalam beberapa kasus kemudian terdiagnosis sebagai serangan jantung.
Selain itu, faktor usia dan jenis pekerjaan warga—yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh tani, peternak, maupun pekerja perkebunan dengan jam kerja panjang sejak dini hari—menyumbang pada tingginya keluhan kesehatan lain, seperti hipertensi, diabetes, rematik, serta nyeri otot. Pola berobat masyarakat pun masih terbatas. Banyak yang lebih memilih membeli obat warung, pergi ke mantri, bahkan mencari pertolongan ke “orang pintar,” dibandingkan memeriksakan diri ke Puskesmas. Di sisi lain, konsumsi minuman berenergi juga cukup tinggi di kalangan warga.
Menariknya, masyarakat Desa Pangauban masih memiliki ruang berkumpul yang rutin, yakni setelah salat Jumat di masjid. Pada momen itulah biasanya para tokoh masyarakat berdiskusi mengenai berbagai persoalan, termasuk masalah kesehatan yang sering mereka hadapi. Melihat peluang ini, tim FK Unisba memanfaatkannya sebagai ruang efektif untuk memberikan sosialisasi serta pendampingan terkait kesehatan jantung.
Tujuan dan Metode Pendampingan
Program ini bukan sekadar pemeriksaan kesehatan semata, melainkan juga sebuah upaya pemberdayaan. Tokoh masyarakat dilibatkan secara aktif agar nantinya dapat menjadi agen sosialisasi kesehatan di lingkungannya. Metode yang digunakan meliputi penjaringan kesehatan warga bersama dokter-dokter alumni FK Unisba di wilayah Kabupaten Bandung. Mereka yang membutuhkan perawatan langsung diberikan obat sesuai indikasi secara gratis.
Selain itu, ada pula sesi penyuluhan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Materi tidak hanya menyentuh aspek medis tentang pencegahan dan penanganan kegawatan jantung, tetapi juga dikaitkan dengan perspektif Islam. Misalnya, pentingnya menjaga kesehatan sebagai amanah, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an, di antaranya Surah Al-Baqarah ayat 195 yang menegaskan agar manusia tidak menjerumuskan diri dalam kebinasaan, serta ayat 57 yang mengingatkan tentang pentingnya mengonsumsi rezeki yang halal dan baik.
Dengan program ini, tim FK Unisba berharap masyarakat Desa Pangauban semakin sadar bahwa kesehatan adalah modal utama untuk tetap produktif di usia lanjut. Mereka diharapkan mampu mengenali faktor risiko penyakit jantung sejak dini, memahami pentingnya pola hidup sehat, serta meninggalkan kebiasaan yang berisiko. Prinsip “mencegah lebih baik daripada mengobati” menjadi dasar utama kegiatan ini.
Sebanyak 70 warga hadir mengikuti kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan ini dengan tertib dan penuh antusiasme. Keterlibatan aktif masyarakat menunjukkan bahwa upaya kolaboratif antara akademisi, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat dapat menjadi solusi nyata untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di pedesaan.(sani/png)