Rayakan Hari Santri 2025, Fakultas Syariah Unisba Adakan Pelatihan Ilmu Waris di Pesantren Daruttaubah Bandung

Penulis Berita
By Penulis Berita
Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar pelatihan Ilmu Waris di Pesantren Daruttaubah Kota Bandung. Tim terdiri atas dua orang dosen, yaitu Dr. Ramdan Fawzi, M.Ag dan Encep Abdul Rojak, M.Sy. Ditambah mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) sebanyak enam orang. Kegiatan dilaksanakan Senin (27/10).(foto: komhumas unisba)

BERITA-JABAR.COM – Pesantren dikenal sebagai ruang pendidikan yang fokus menggali dan memperdalam ilmu-ilmu agama Islam. Para peserta didiknya disebut santri, terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Lembaga ini memegang peranan penting dalam merawat khazanah keilmuan Islam, mulai dari Ilmu Hadits, Tafsir, Ushul Fikih, Fikih, hingga ilmu bahasa seperti Nahwu dan Shorof.

Di antara ilmu yang wajib terus dijaga keberlanjutannya ialah Ilmu Waris, yaitu pengetahuan terkait pembagian harta peninggalan seseorang setelah wafat. Rasulullah SAW mendorong umatnya mempelajari ilmu ini, bahkan menegaskan bahwa ia akan menjadi salah satu ilmu pertama yang hilang dari dunia. Karena itu, dukungan dan pemantik semangat bagi para santri untuk mempelajarinya sangat dibutuhkan.

Merespons kebutuhan tersebut, Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan pelatihan Ilmu Waris di Pesantren Daruttaubah, Kota Bandung. Pelatihan dipandu oleh dua dosen, Dr. Ramdan Fawzi, M.Ag dan Encep Abdul Rojak, M.Sy, serta didukung enam mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI). Kegiatan yang berlangsung pada Senin (27/10) ini diikuti oleh 20 santri tingkat SMA, dan mendapat dukungan penuh dari Baznas Provinsi Jawa Barat.

Dalam sesi pelatihan, para santri diajarkan dasar-dasar fikih waris serta teknik perhitungan pembagian warisan. Para pemateri memperkenalkan dua metode perhitungan, yakni melalui tabel waris yang telah disiapkan dan menggunakan kartu waris yang saat ini masih dalam proses penelitian oleh tim riset.

Tanggapan peserta cukup beragam. Ada santri yang merasa makin percaya diri dan mendapat pengalaman baru, sementara sebagian lainnya masih belajar memahami konsep perhitungan. Meski begitu, hampir seluruh peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, terutama ketika diberikan soal untuk dihitung langsung. Peserta yang memberikan jawaban tepat memperoleh hadiah. Suasana semakin seru saat mereka berhasil menyelesaikan perhitungan, diiringi sorak, tawa, dan ekspresi kemenangan dari para santri.(gifa/png)

Share This Article
Leave a Comment