BERITA-JABAR.COM: Pengetahuan kehumasan dan keprotokoleran menjadi penting dimiliki oleh sebuah organisasi, apalagi untuk yang baru berdiri agar setiap pengurus mampu menjadi humas bagi organisasinya. Demikian urgensi digelarnya pelatihan kehumasan yang diadakan Pengurus PWP (Paguyuban Wong Pemalang), Sabtu (21/1/22) di Cafe Nirwana yang terletak di bilangan Arcamanik, Kota Bandung. Pengurus perkumpulan para perantau asal Kabupaten Pemalang Jateng di Bandung ini antusias mengikuti kegiatan untuk meningkatkan ketrampilan komunikasinya.
Pada kegiatan tersebut praktisi komunikasi yang juga dosen Prodi Ilmi Komunikasi Fikom Unisba (Universitas Islam Bandung) Askurifai Baksin menyampaikan paparannya mengenai efektivitas kehumasan dan keprotokoleran bagi organisasi. Menurutnya, dalam dinamika sebuah organisasi krisis komunikasi bisa saja terjadi. Krisis komunikasi bisa muncul diantaranya karena adanya hambatan komunikasi, seperti perbedaan frame of referense dan field of experience diantara anggota paguyuban. Kedua hal ini ada karena anggota paguyuan terdiri atas orang-orang yang berbeda latar pendidikan, sosial, dan lingkungannya.
“Dalam sebuah organisasi yang baru unsur chemistry belum terbangun secara permanen sehingga jika terjadi krisis komunikasi maka mudah terjadi gesekan yang mengakibatkan adanya anggota yang merasa tidak nyaman dan keluar. Krisis komunikasi intinya adalah munculnya masalah, yakni terjadinya perbedaan antara harapan dan kenyataan bagi para anggota sehingga terjadi situasi heteropili, yakni ketidaksesuaian persepsi diantara para anggota,” ungkap Askurifai.
Lebih jauh narasumber yang juga seorang penulis itu menyebutkan, untuk itu peran humas menjadi penting bagi alur komunikasi yang disampaikan pemimpin paguyuban (ketua) kepada anggotanya. Dengan cara menfilter pesan atau kebijakan pemimpinan melalui humas maka seleksi pesan komunikasi yang disampaikan bersifat lancar dan tidak akan menimbulkan salah pengertian atau salah persepsi.
Kegiatan pelatihan yang diikuti sepuluh pengurus PWP itu berakhir hingga pukul 15.00 WIB. Beberapa kasus yang terjadi di organisasi PWP menjadi catatan perjalanan organisasi PWP yang baru berusia sekira dua bulan ini. Melalui kegiatan ini diharapkan proses komunikasi yang terjadi di PWP akan semakin baik sehingga paguyuban berjalan harmonis dan sinergis diantara pengurus dan anggotanya yang hampir mencapai 100 orang.
Menurut Ketua Umum PWP Surip Marnoto, kegiatan perdana ini diperuntukkan para pengurus PWP di Bandung. Selanjutnya, kegiatan pelatihan terbuka diikuti oleh para anggota PWP di mana pun berada. Termasuk anggota yang berada di luar Kota Bandung karena berikutnya dilakukkan dengan sistem hybrid (online dan offline). (sani/png)