Pusat Kajian Asia Pasifik dan Timur Tengah LPPM Unisba Adakan Webinar Menakar Perang Rusia-Ukraina

admin@jabar
By admin@jabar

BERITA-JABAR.COM: Dalam dua pekan terakhir, terjadi peperangan antara Rusia dan Ukraina yang diperkirakan menelan korban jiwa sebanyak 4.000 orang. Berbagai dampak pun dirasakan hampir di seluruh dunia akibat perang yang terus terjadi. Menyikapi hal tersebut Pusat Kajian Asia Pasifik dan Timur Tengah LPPM Unisba menyelanggarakan webinar dengan tema “Menakar dampak perang RUSIA UKRAINA terhadap stabilitas kawasan. Di mana posisi Indonesia?” melalui Zoom Meeting, Kamis (10/03).

Webinar ini diisi  tiga orang narasumber, yakni Dr. M. Husni Syam, S.H., LL.M. (Dosen Hukum Internasional, Fakultas Hukum Unisba), Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. (Cendikiawan Internasional), dan Drs. Dian Wirengjurit, M.A. (Mantan Wakil Duta Besar RI untuk Rusia).

Prof. Azyumardi mengatakan, The Organization of Islamic Cooperation (OKI) tidak menunjukkan sikap terbuka terhadap perang Rusia-Ukraina sehingga beberapa negara, termasuk Indonesia cenderung bersikap sendiri tanpa melibatkan OKI. “Dampak terutama dalam bidang ekonomi banyak dirasakan oleh Indonesia, seperti impor gandung, harga bahan bakar minyak (BBM), dan manufaktur Indonesia pun turut terganggu,” tuturnya.

Sementara itu Dian Wirengjurit menegaskan, meskipun perang dunia kedua telah berakhir pada tahun 1945 silam, namun saat ini peperangan masih berlanjut dengan mengatasnamakan ideologi yaitu Liberalisme dan Komunisme.

Diungkapkannya, dahulu Ukraina dan Rusia memiliki hubungan yang sangat dekat, tetapi pemimpin Ukraina saat ini memiliki kedekatan yang condong lebih dekat ke Barat dan ingin menjadi bagian NATO. “Pada 1991, Uni Soviet dan Pakta Warsawa bubar dan di tahun yang sama Ukraina memberikan suara untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet. Rusia, Ukraina, dan Belarusia membentuk Commonwealth of Independent States (CIS). Namun, semenjak 2014 hubungan Rusia dan Ukraina memanas lagi karena kemunculan revolusi menentang supremasi Rusia,” jelasnya.

Narasumber ketiga Husni mengungkapkan, berbagai upaya diupayakan untuk menghentikan perang, terutama peran PBB untuk menjaga keamanan dan perdamaina dunia. Menurutnya, Indonesia memiliki peranan besar dalam menghadapi peperangan Rusia dan Ukraina karena  Rusia sebagai mitra wicara ASEAN dan juga dengan menjamin NATO untuk menetapkan Ukraina sebagai negara netral.

Pada kesempatan yang sama, LPPM Unisba, Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum, mengatakan, peperangan atau kekerasan di manapun akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan yang tentu saja akan berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, khususnya Indonesia. Harapannya, webinar ini mampu menjawab mengenai posisi Indonesia dalam menanggapi terjadinya peperangan tersebut.(ask/png)

Share This Article
Leave a Comment