Prodi Teknik Industri Unisba Lakukan Pendampingan Pendirian Bank Sampah

admin@jabar
By admin@jabar

BERITA-JABAR.COM (28/07/2021) – Dalam rangka merealisasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unisba melaksanakan PKM yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) LPPM Unisba bertajuk “Pendampingan Pendirian Bank Sampah Di Kelompok Wanita Tani (Kwt) Luhur Lestari, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung“ yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna RT 01 RW 02 Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (23/4).

PKM yang diketuai Puti Renosori,Ir., M.T., dengan anggota terdiri atas Dr. Endang Prasetyaningsih Ir., MT., Selamat, Drs, MT., dan Ahmad Arief N., ST. MT., serta dibantu empat orang mahasiswa, diikuti sebanyak 56 orang peserta RT 01 dan beberapa perwakilan dari daerah lain.

Ketua tim PKM mengatakan, PKM ini terlaksana karena pengelolaan sampah di RT 01 RW 02 Kelurahan Baleendah masih menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang dapat menimbulkan berbagai faktor penyakit karena mengundang banyak lalat datang di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), serta mengganggu estetika lingkungan.

“Kondisi pengelolaan sampah di RT 1 yang belum dikelola dengan baik tersebut mendorong pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) di RT 01 berkeinginanan untuk mengurangi masalah sampah sekaligus menjadikan ladang usaha mencari dana untuk warga karena sampah selain dapat berdampak negatif juga memiliki potensi ekonomi yang dapat memberi dampak positif. Semoga melalui PKM ini dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, juga meningkatkan nilai tambah dari sampah tersebut,” katanya.

Dia menjelaskan, program PKM ini dilaksanakan pertama dengan mengadakan pelatihan pengelolaan sampah di mana para peserta diserahterimakan barang-barang untuk kebutuhan pendirian bank sampah dan budidaya maggot. Evaluasi hasil pelatihan yang diberikan dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan. “Hasil evaluasi menunjukkan tingkat pemahaman seluruh peserta terhadap pengelolaan sampah meningkat,” ujarnya.

Hasil pelatihan juga kata dia, meningkatkan partisipasi warga untuk memilah sampah dan didirikannya bank sampah yang diberi nama Bank Sampah KWT Luhur Lestari.

Dia mengatakan, anggota bank sampah aktif memilah sampah di rumahnya masing-masing dan menyetorkannya untuk disumbangkan ke bank sampah pada setiap hari jumat yang diistilahkan Jumat Shodaqoh Sampah (JumShoSa).

Setelah sampah terkumpul lanjutnya, pengurus anggota bank dibantu sampah dan anak-anak pondok pesantren membantu memilah berdasarkan jenis sampah unorganic. “Setelah semua sampah dipilah maka sampah tersebut siap dijual ke bank sampah induk yaitu Bank Sampah Bersinar (BSB). BSB mengirimkan kendaraan bak terbuka untuk mengambil/ menjemput sampah sesuai jadwal yang telah disepakati. Setelah sampah ditimbang kemudian hasil penjualan dicatat,” tuturnya.

Menurut ketua KWT hasil penjualan sampah setiap minggu meningkat. Hal ini ditunjang oleh pengurus Bank Sampah Luhur Lestari yang jujur, terbuka, dan transparan. Setiap hasil penjualan sampah diinformasikan di Medsos warga RT 01.

Dikatakannya, pelaksanaan bank sampah tersebut tidak membutuhkan tempat penyimpanan sampah yang luas hanya di halaman masjid dan lokasi kembali bersih setelah sampah diambil oleh kendaraan penjemputan sampah dari BSB.

Dia menambahkan, peningkatan nilai tambah sampah organik dilakukan dengan memanfaatkan sampah organik tersebut sebagai pakan pada budidaya Maggot. “Maggot adalah sejenis belatung. yang merupakan larva dari lalat tentara hitam atau BSF yang mengkonsumsi bahan-bahan organik untuk tumbuh,” jelasnya.

Kebaikan dari lalat BSF ini kata dia, tidak menularkan bakteri, penyakit atau kuman kepada manusia dan maggot mempunyai nilai ekonomis, serta dapat dijadikan pakan untuk ikan dan unggas. Manfaat lainnya, sampah organik sisa budidaya maggot dapat dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman urban farming anggota KWT.

Maggot hasil budidaya telah dijadikan pakan ternak lele warga sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk lauk pauk keluarga. Keberhasilan ini meningkatkan minat beberapa warga lainnya untuk membudidayakan maggot dengan pakan dari sampah organic. Hasil budi daya maggot juga dijadikan pakan ternak ayam sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk pakan ternak.(sani/png)

Share This Article
Leave a Comment