Perkuat Reputasi Akademik, Unisba Kukuhkan Lima Guru Besar Baru

Penulis Berita
By Penulis Berita
Pengukuhan dan orasi ilmiah jabatan guru besar Universita Islam Bandung (Unisba), dari kiri ke kanan (Prof. Dr. Ima Amaliah, SE., M.Si, Prof. Dr. Pupung Purnamasari, SE, M.SI, Ak, CA, Prof. Dr. Septiawan Santana, .S.Sos, M.Si, Prof. Dr. Edi Setiadi, SH., M.H, Prof. Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si, dan Prof. Dr. NenengNurhasanah, Dra., M.Hum).(foto: komhumas unisba)

BERITA-JABAR.COM – Universitas Islam Bandung (Unisba) semakin meneguhkan eksistensinya sebagai perguruan tinggi unggul di Jawa Barat dan Banten dengan kembali melahirkan lima guru besar dalam berbagai disiplin ilmu. Pengukuhan mereka berlangsung pada Kamis (26/02/2025) di Aula Unisba dan dipimpin langsung oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H.

Lima akademisi yang dikukuhkan sebagai guru besar adalah Prof. Dr. Septiawan Santana Kurnia, S.Sos., M.Si. (Bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi), Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA. (Ilmu Auditing, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi), Prof. Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si. (Ilmu Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi), Prof. Dr. Ima Amaliah, S.E., M.Si. (Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen), serta Prof. Dr. Neneng Nurhasanah, Dra., M.Hum. (Ilmu Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah).

Dalam sambutannya, Rektor Unisba menekankan bahwa pendirian universitas ini memiliki visi jauh ke depan, yakni mencetak generasi muda Islam yang memiliki wawasan keilmuan luas, berjiwa teknokrat, serta mengakar kuat pada nilai-nilai keislaman. “Unisba dibangun di atas tradisi Qur’ani, dan sebagai institusi akademik, kita harus terus berkembang, berkontribusi bagi masyarakat, serta menjaga eksistensi keilmuan yang kokoh seperti batu karang,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rektor menegaskan bahwa seorang Guru Besar bukan sekadar pendidik, tetapi juga pemikir dan pemimpin akademik yang berperan dalam membimbing mahasiswa serta dosen-dosen muda. Mereka diharapkan aktif dalam riset, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat guna memberikan solusi bagi berbagai persoalan nyata.

“Guru Besar tidak boleh menjadi ‘pertapa’ di menara gading. Mereka harus hadir di tengah masyarakat, berbagi ilmu melalui jurnal, buku, maupun media massa, sehingga keilmuannya dapat berkontribusi pada kemajuan peradaban,” tambahnya.

Sebagai bagian dari tanggung jawab akademik, Guru Besar diharapkan tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga berani menyampaikan dan mempertahankan gagasan-gagasan ilmiah yang relevan bagi kemajuan bangsa. Rektor juga mengingatkan pentingnya integritas akademik, dengan menekankan lima amanah utama, yakni: menjadi pemikir mandiri dengan wawasan luas, menjaga standar akademik tertinggi, membina dosen muda, terus berinovasi dalam dunia akademik, serta selalu bersyukur kepada keluarga yang telah mendukung perjalanan akademik mereka.

Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl, turut memberikan apresiasi atas pencapaian para Guru Besar baru ini. Menurutnya, keberadaan mereka tidak hanya memperkuat posisi Unisba sebagai institusi pendidikan tinggi yang kompetitif, tetapi juga memberi dampak positif bagi kualitas pembelajaran serta pengembangan keilmuan di lingkungan akademik.

“Menjadi Guru Besar bukanlah akhir dari perjalanan akademik, melainkan awal dari tanggung jawab besar dalam memajukan ilmu pengetahuan. Kehadiran mereka akan menjadi energi baru bagi Unisba untuk semakin percaya diri bersaing dalam kancah pendidikan tinggi,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, masing-masing Guru Besar juga menyampaikan orasi ilmiahnya. Prof. Septiawan membahas bagaimana jurnalisme memandang content creator dalam ekosistem jurnalistik. Prof. Pupung mempresentasikan sinergi inovatif audit smart dan pentahelix dalam pencegahan korupsi serta pembangunan berkelanjutan. Prof. Dedeh mengupas model edukasi literasi digital untuk membangun generasi Z yang kritis dan cerdas dalam menghadapi era digital 2045. Prof. Ima menyoroti hubungan kompleks antara ekonomi, populasi, dan krisis lingkungan di Asia Tenggara. Sementara itu, Prof. Neneng menguraikan konsep tauhid ekonomi sebagai pilar kepatuhan syariah dalam era Revolusi Industri 5.0.

Dengan dikukuhkannya lima Guru Besar ini, Unisba semakin mantap dalam mengukuhkan perannya sebagai institusi pendidikan tinggi yang berorientasi pada pengembangan ilmu dan kemajuan bangsa. Keberadaan mereka diharapkan menjadi inspirasi bagi sivitas akademika lainnya untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia akademik maupun masyarakat luas.(sani/png)

Share This Article
Leave a Comment