Pemasyarakatan Penggunaan Kendaaan Listrik

admin@jabar
By admin@jabar

BERITA-JABAR.COM: Penggunaan kendaraan listrik secara massal merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong dan mempercepat transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi pembicara kunci pada Webinar bertema “Transisi Energi dan Elektromobilitas” yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (17/3).

Menhub mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, inovasi pengembangan transportasi listrik di dalam negeri terus dilakukan sebagaimana telah tertuang dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 / tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

“Kemarin di Kabupaten Bekasi, telah diluncurkan produksi mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia. Ini menunjukkan pemerintah concern terhadap pengembangan kendaraan listrik,” ungkap Menhub.

Lebih lanjut Menhub menuturkan, di tengah tren mobilitas global menunjukkan pergeseran secara eksponensial dari kendaraan konvensional menuju elektrifikasi, Indonesia memiliki potensi dalam memproduksi kendaraan listrik.

Menurutnya, salah satu kunci agar Indonesia dapat bersaing di persaingan industri kendaraan listrik global adalah dengan menciptakan ekosistem yang baik bagi pengembangan kendaraan listrik. “Produk akhirnya tidak hanya berupa motor atau mobil listrik, tetapi juga komponen penting seperti suku cadangnya. Jadi industri ini akan terus dikembangkan,” jelas Menhub.

Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah, dimulai dari regulasi yang mendukung, peningkatan riset dan inovasi kendaraan listrik, grand design pengembangan kendaraan listrik hingga hilirisasi di dunia industri.

Menhub berharap, perguruan tinggi seperti ITB dengan didukung para alumninya, dapat menjadi pelopor untuk terus berinovasi dalam upaya mewujudkan ekosistem kendaran listrik di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Alumni ITB Gembong Primadjaja menjelaskan, transisi energi dan elektromobilitas adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa lagi ditunda. “Tidak hanya di sisi hulu yakni pembangkit listriknya, transisi dimulai dari sisi hilirnya yaitu transportasi,” ucapnya.

Ia menuturkan, adanya krisis keamanan global yang dipicu adanya konflik Rusia-Ukraina, telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini memicu sejumah negara seperti Jerman mempercepat transisi energi ke EBT.

“Saat ini energi bukan hanya terkait aspek ekonomi dan lingkungan, tetapi juga terkait pertahanan dan keamanan suatu negara,” jelasnya.

Ia menyebut, sejumlah negara maju telah menargetkan pada tahun 2030 semua kendaraan sudah berbasis Battery Electric Vehicle (BEV). “Untuk mempercepatnya, sejumlah insentif pun dikeluarkan pemerintah seperti: pemberian subsidi untuk pembelian BEV, zero road tax, zero registration tax for zero emission car, sampai ke pemberian diskon khusus perusahaan yang membeli BEV,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Indonesia perlu melakukan upaya percepatan transisi energi ke EBT. “Dukungan penyediaan (supply) dari sisi pembangkitan yang disiapkan oleh PLN menjadi pendorong dan modal penting bagi percepatan tumbuhnya ekosistem elektromobilitas, karena nanti diharapkan sudah tidak ada kendala lagi di sisi supply listriknya,” jelasnya.

Kegiatan webinar ini disiarkan melalui Youtube Ikatan Alumni ITB (https://www.youtube.com/watch?v=dzhQRkZLxOg). Turut hadir dalam webinar, Stafsus Menteri BUMN yang juga selaku Sekjen Ikatan Alumni ITB Arya Mahendra Sinulingga, Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia Harya S. Dillon, GM PLN Disjaya Doddy Pangaribuan, Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta Yoga Adiwinarto, dan Vice Presdir PT Blue Bird Andre Djokosoetono. (HH/RDL/LA/HS/png)

Share This Article
Leave a Comment