BERITA-JABAR.COM (30/3/2022): Untuk kesekian kalinya LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Unisba menyelenggarakan uji kompetensi untuk mahasiswa Fikom Unisba. Kali ini peserta dari luar UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) hanya seorang. Kegiatan dilakukan di kampus Unisba Jalan Tamansari nomor 1, ruang kuliah lantai 2 (Senin-Selasa, 28-29 Maret 2022)
Ada pun jumlah peserta yang terlibat kegiatan ujikom kali ini sebanyak 94 orang, terdiri atas skema pengelolaan media jurnalistik siaran sebanyak seorang, skema pengelolaan kehumasan sejumlah 35 orang dan skema pengelolaan komunikasi program televisi diikuti 58 orang.
Ketua LSP Unisba yang juga dosen Fikom Unisba DR. Kiki Zakiah menyebutkan bahwa kegiatan ujikom kali ini tetap dilakukan meskipun harus menggunakan protokol kesehatan cukup ketat. Selain jarak antarpeserta diatur renggang menghindari berhimpitan juga masker tidak boleh dilepas selama ujikom.
Menurut salah seorang peserta, Raissa, kesan mengikuti ujikom cukup seru. Ternyata menurut Raisa menjalani profesi seorang PRO (Public Relations Officer) tidaklah mudah. Selama ini belajar hanya materi saja. Raissa selalu membayangkan jadi PR hanya perlu pintar berbicara dan tampil di depan umum.
“Ternyata setelah ujikom kemarin, banyak kompetensi PR yang perlu saya pahami, seperti critical thinking untuk menghadapi permasalahan, berpikir kreatif mengenai visi misi dan logo institusi, hingga bagaimana melakukan riset sesuai prosedur yang sesuai,” jelas Raissa.
Menurut Raissa, mahasiswa penting mengikuti uji kompetensi. Alasannya, uji kompetensi bisa menjadi tolak ukur sudah sejauhmana mahasiswa paham mengenai apa yang ia pelajari selama ini dan memberikan gambaran yang lebih luas lagi mengenai lingkup pekerjaan dari yang kita ikuti di uji kompetensi.
Mengenai manfaat pribadi, uji kompetensi ini membuat Raissa lebih percaya diri lagi saat nanti lulus dari Fikom Unisba. Raissa merasa memiliki bekal yang riil untuk berkontribusi di tempat Raissa bekerja nanti. Menurutnya, uji kompetensi ini menjadi modal awal bagi Raissa untuk menunjukkan bahwa Raissa memiliki kompetensi untuk menjadi PRO.
Sementara peserta lain Fikri Firdaus yang mengikuti skema komunikasi produksi program televisi menilai ujikom ini menambah skill presentasi di depan orang. Sangat relevan dengan mata kuliah yang dipelajari di kelas. Manfaatnya banyak, jika mau kerja sudah ada bayangan apa yang harus dikerjakan. Selama pandemik agak lupa dengan materi kulaih, saatnya mengingat kembali ilmu yang sudah diberikan melalui ujikom.
Lain hanya dengan Mira Santika, mahasiswa Manajemen Komunikasi. Menurutnya ikut ujikom kini dirinya jadi percaya diri. “Sebelumnya pernah ikut acara yang hampir sama dengan materi ujikom tapi setelah ujikom saya jadi lebih tahu mana salahnya. Bagi saya sih penting karena ilmunya bisa standar dengan praktiknya,” jelas Mira.
Selama dua hari para asesi mengikuti ujikom secara serius. Setelah dua hari berlalu akhirnya mereka dinyatakan ‘kompeten’ dan berhak mendapatkan sertifikat keahlian menurut skemanya masing-masing.(ask/png)