KBRI Windhoek Tegaskan Kedekatan Indonesia–Namibia Lewat Panggung Seni Kolaboratif

Penulis Berita
By Penulis Berita
KBRI Windhoek kembali menghadirkan semangat persahabatan Indonesia–Namibia melalui pagelaran budaya “Unity in Diversity: Cultural Harmony of Indonesia and Namibia” yang digelar di National Theatre of Namibia (NTN) pada 24 November 2025. Acara ini mendapat sambutan hangat dari ratusan penonton dan turut dihadiri Wakil Presiden Namibia, Lucia Witbooi.(foto:ist)

BERITA-JABAR.COM – KBRI Windhoek kembali menghidupkan semangat persahabatan Indonesia–Namibia melalui pagelaran budaya bertajuk “Unity in Diversity: Cultural Harmony of Indonesia and Namibia” yang berlangsung di National Theatre of Namibia (NTN) pada 24 November 2025. Ratusan penonton memenuhi gedung teater, sementara Wakil Presiden Namibia, Lucia Witbooi, hadir langsung untuk memberikan apresiasi.

Dalam sambutannya, Wapres Witbooi menegaskan bahwa kerja sama Namibia–Indonesia yang telah terjalin sejak 1991 terus berkembang pesat. Ia menilai pertukaran budaya sebagai salah satu sarana paling efektif untuk mempererat hubungan antarmasyarakat kedua negara. Duta Besar RI, Y.M. Mirza Nurhidayat, turut menekankan bahwa semangat Bhinneka Tunggal Ika relevan dalam memperingati 70 tahun Konferensi Asia–Afrika, terutama dalam konteks keberagaman budaya.

Acara budaya ini menampilkan beragam pertunjukan seni dari kedua negara. OYO Dance Troupe membuka panggung dengan tarian tradisional Indonesia, disusul penampilan memukau dari komunitas Indonesia di Windhoek. Kolaborasi masyarakat Indonesia dan OYO melalui Tari Piring yang energik menambah semarak suasana. Gibeon Brass Band kemudian menghadirkan kejutan menarik dengan membawakan lagu Halo-Halo Bandung, disambut tepuk tangan meriah penonton.

Momen paling dinantikan malam itu adalah tampilnya Saung Angklung Udjo. Untuk pertama kalinya hadir di Afrika, Kiki Ridzki Irwandi dan Yoga Andika memainkan angklung dengan gaya solo modern. Mereka membawakan lagu-lagu populer seperti Es Lilin, Besame Mucho, dan Heal the World. Pertunjukan ini membuktikan bahwa angklung mampu menembus batas genre, dari musik tradisional hingga pop internasional. Penonton pun terlihat larut dalam alunan musik dan ikut bernyanyi bersama.

Pada penutup acara, kolaborasi musisi Indonesia dan Namibia semakin mempertegas kedekatan budaya kedua bangsa. Grup Angklung KBRI, Senandung Nusantara, mengiringi The Difference dalam sejumlah lagu populer. Sementara itu, Dyah Ariastuti dan Lize Ehlers menyuguhkan lagu-lagu Afrika yang sukses membuat penonton ikut menari. Lagu Tabola Bale yang dibawakan The Difference dan Lize Ehlers, ditambah tarian viral dari grup OYO, menjadi penutup yang meriah dan penuh euforia.

Melalui perpaduan musik, tarian, dan semangat kebersamaan, pagelaran ini kembali membuktikan eratnya hubungan Indonesia–Namibia. Seni terbukti menjadi jembatan harmonis yang menyatukan dua bangsa dengan budaya yang berbeda, namun saling menghormati dan merayakan keberagaman.(ask/png)

Share This Article
Leave a Comment