Dosen Fikom Unisba, Maya Amalia Oesman Palapah, Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi dengan Predikat Pujian

Penulis Berita
By Penulis Berita
Maya Amalia Oesman Palapah, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba), resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka promosi doktor yang dilaksanakan Selasa, 4 November 2025 di Auditorium Gedung Dekanat Unisba Jalan Tamansari Nomor 24-26 Bandung.(foto: komhumas unisba)

BERITA-JABAR.COM – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan civitas akademika Universitas Islam Bandung (Unisba). Maya Amalia Oesman Palapah, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba, sukses meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi setelah mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka promosi doktor yang digelar pada Selasa, 4 November 2025, di Auditorium Gedung Dekanat Unisba, Jalan Tamansari No. 24–26 Bandung.

Maya dinyatakan lulus dengan predikat “Pujian” dari Program Studi Doktor Ilmu Komunikasi, Fikom Unisba. Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Rektor Unisba, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan disaksikan jajaran akademisi serta keluarga besar kampus.

Dalam disertasinya yang berjudul “Ekosistem Keadilan Digital: Analisis Sinergitas Komunikasi Interpersonal dan Teknologi di Pengadilan Tinggi Bandung Wilayah Hukum Jawa Barat”, Maya mengupas transformasi besar dalam pelayanan publik di lembaga peradilan melalui penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Mandiri dan Digitalisasi Layanan Peradilan (DILAN).

Menurutnya, penerapan inovasi digital di Pengadilan Tinggi Bandung menjadi tonggak penting menuju tata kelola layanan publik yang lebih akuntabel, transparan, inklusif, serta mudah diakses masyarakat. Meski berbasis teknologi, Maya menegaskan bahwa peran manusia tetap menjadi inti dari proses perubahan tersebut.

“Aparatur bukan sekadar operator teknologi, melainkan penjaga nilai empati, etika, dan profesionalisme dalam setiap interaksi dengan publik,” tutur Maya saat memaparkan hasil disertasinya.

Penelitian Maya menyoroti pentingnya keseimbangan antara rasionalitas teknologi dan kehangatan komunikasi manusia dalam keberhasilan transformasi digital sektor publik. Dari hasil riset tersebut, ia memperkenalkan Model BRIDGE (Building Responsive Interpersonal & Digital Governance for Everyone), sebuah model konseptual yang menekankan pentingnya tata kelola digital yang tetap berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.

“Model BRIDGE menunjukkan bahwa digitalisasi yang ideal bukan yang menggantikan peran manusia, melainkan yang memperkuat nilai empati, transparansi, dan keadilan sosial,” jelasnya.

Gagasan, Implikasi, dan Rekomendasi

Penelitian ini membuka cakrawala baru dalam kajian komunikasi interpersonal di era digital, dengan menghadirkan konsep humanisasi teknologi — gagasan bahwa kualitas pelayanan publik tidak hanya diukur dari kecanggihan sistem, tetapi juga dari interaksi empatik antarindividu.

Dalam kajiannya, Maya memadukan Social Construction of Technology (SCOT) dan Adaptive Structuration Theory (AST) untuk menggambarkan bagaimana teknologi memperoleh maknanya melalui interaksi sosial para pelaku yang terlibat. Ia menekankan bahwa kompetensi komunikasi aparatur dan kemampuan beradaptasi terhadap teknologi merupakan kunci dalam menciptakan layanan publik yang berkelanjutan dan manusiawi.

Secara praktis, Maya menyarankan agar peningkatan mutu layanan publik tidak berhenti pada pelatihan teknis, tetapi juga mencakup penguatan komunikasi interpersonal, literasi digital masyarakat, serta pembangunan budaya kerja yang inklusif dan empatik. Ia juga mendorong lembaga publik, termasuk Pengadilan Tinggi Bandung, untuk memperluas edukasi digital bagi kelompok rentan dan memperkuat infrastruktur layanan.

Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ilmu komunikasi, sekaligus menghadirkan paradigma baru pengelolaan pelayanan publik digital yang berorientasi pada nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat.

Dengan pencapaian akademiknya ini, Dr. Maya Amalia Oesman Palapah menambah daftar dosen Fikom Unisba yang berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral, sekaligus mempertegas komitmen Unisba dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi — terutama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat.(gifa/png)

Share This Article
Leave a Comment