Penulis: Ruri Nurulia
AKTIVITAS seks adalah pengalaman yang memuaskan dan dapat mempererat hubungan antara pasangan. Selain kenikmatan dan kebahagiaan yang melimpah, seksualitas juga dapat mengakibatkan efek samping yang beberapa orang anggap aneh, tetapi sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi. Beberapa efek samping yang akan dibahas di bawah ini mungkin sudah pernah dirasakan oleh Anda. Namun, tak perlu khawatir karena gejala-gejala ini adalah kondisi yang umum, meskipun mungkin pernah membuat Anda penasaran.
Berikut adalah beberapa efek samping seks yang dialami oleh wanita. Meskipun terdengar aneh, sebenarnya adalah hal yang normal.
1. Suara Keluarnya Udara dari Vagina
- Mungkin sebagian besar wanita pernah mengalami pengalaman ini, yaitu ketika vagina mengeluarkan suara seperti kentut saat berhubungan seks. Istilah medis untuk ini adalah queefing. Dr. Fiona Amelia, seorang pakar kesehatan seksual dari KlikDokter, menjelaskan bahwa ini adalah suatu hal yang biasa. Dia mengatakan, “Proses ini terjadi ketika udara masuk ke dalam vagina, khususnya selama berhubungan intim.” Perlu dicatat bahwa berbeda dengan kentut melalui anus, udara yang keluar dari vagina tidak memiliki bau yang tidak sedap karena tidak mengandung sisa-sisa makanan atau bakteri usus. Jika Anda merasa ini mengganggu, Anda dapat mencoba mengubah posisi seks sehingga penis tidak perlu masuk dan keluar dari vagina berulang-ulang.
2. Tubuh Langsung Merasa Lemas
- Apakah Anda pernah merasa sangat lelah setelah berhubungan seks? Jika iya, Anda tidak sendirian. Menurut Erin Basler-Francis dari The Center of Sexual Pleasure and Health, selama berlangsungnya gairah seksual, otak akan menghasilkan senyawa kimia yang dapat meredakan stres, membuat tubuh menjadi rileks, dan pada akhirnya menyebabkan kantuk. Dua senyawa “biang kerok” yang berperan dalam membuat tubuh lemas setelah berhubungan intim adalah vasopresin, yang menghasilkan perasaan senang setelah orgasme dan memiliki sifat meredakan stres, dan hormon prolaktin, yang menciptakan periode refraktori (periode singkat sebelum Anda bisa mencapai orgasme lagi) dan juga menyebabkan rasa kantuk.
3. Infeksi Saluran Kemih
- Infeksi saluran kemih adalah efek samping yang seringkali dikeluhkan oleh wanita setelah berhubungan seks. Kondisi ini diyakini terjadi akibat gesekan selama berhubungan seks yang memudahkan bakteri untuk masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra. Dr. Fiona menegaskan bahwa infeksi ini bisa terjadi kapan saja setelah berhubungan intim dan gejala khasnya termasuk nyeri saat buang air kecil, sensasi tidak tuntas, nyeri perut bagian bawah, dan demam. Bahkan, urine dapat menjadi keruh dan berwarna merah hingga cokelat seperti teh yang menandakan adanya perdarahan, dan memiliki bau yang tidak sedap. Kejadian ini lebih mungkin terjadi jika vagina kering selama berhubungan seks. Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi jenis spermisida atau diafragma dapat mengganggu lapisan lendir pelindung vagina. Untuk mencegah infeksi saluran kemih setelah berhubungan seks, Anda dapat melakukan tindakan berikut:
- Lakukan foreplay yang memadai dan gunakan pelumas jika perlu.
- Hindari penggunaan alat kontrasepsi seperti spermisida atau diafragma.
- Buang air kecil segera setelah berhubungan seks dan selalu dengan arah dari depan ke belakang. Keringkan dengan tisu bersih juga dengan arah yang sama.
- Minum setidaknya delapan gelas air putih setiap hari untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
4. Produksi Cairan Vagina yang Berlebihan
- Squirting atau ejakulasi pada wanita adalah efek samping alami dari aktivitas seksual dan tidak perlu dikhawatirkan. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal “Journal of Sexual Medicine” pada tahun 2007, ejakulasi wanita, yang berbeda dari cairan yang keluar saat terangsang, adalah sejumlah kecil cairan yang mirip keputihan yang keluar sejenak sebelum mencapai klimaks dan memiliki karakteristik mirip plasma prostat. Bahkan, penelitian lain dalam jurnal yang sama pada tahun 2015 menemukan bahwa sebagian kecil cairan tersebut mengandung urine, tetapi sebagian besar adalah plasma prostat.
5. Mengalami Nyeri selama Seks
- Penelitian yang dipublikasikan dalam “Journal of Sexual Medicine” pada tahun 2015 menemukan bahwa sekitar 30 persen wanita mengalami nyeri selama berhubungan seks vaginal. Kebanyakan perempuan merasakan ketidaknyamanan ini di dalam vagina atau di sekitar pintu masuk vagina. Nyeri ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya pelumasan vagina hingga teknik penetrasi yang digunakan. Jika nyeri bukan disebabkan oleh kondisi medis seperti infeksi ragi atau vulvodinia (nyeri kronis di vulva), Anda dapat mengatasinya dengan berhenti sejenak, berkomunikasi dengan pasangan, menggunakan pelumas berbasis air, atau mencoba posisi yang berbeda.
Semua efek samping seksual yang mungkin pernah Anda alami, meskipun terkadang terdengar aneh, sebagian besar adalah hal yang normal. Tetapi jika Anda merasa khawatir atau mengalami ketidaknyamanan yang signifikan, penting untuk berbicara dengan pasangan Anda dan berkonsultasi dengan seorang dokter untuk evaluasi lebih lanjut.**(Sumber: KlikDokter/bp/jit)