BERITA-JABAR.COM – Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) menerima kunjungan resmi dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan Institut Latihan Islam Malaysia (ILIM) pada Selasa (21/10). Pertemuan berlangsung di ruang rapat Gedung LPPM lantai 3 Unisba dalam suasana penuh keakraban dan semangat kolaborasi.
Wakil Rektor Bidang Alumni dan Kerja Sama Unisba, Prof. Dr. Ratna Januarita, S.H., LL.M., M.H., mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas kunjungan tersebut.
“Kami merasa sangat bahagia dan terhormat menerima kunjungan ini. Pertemuan semacam ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga membuka pintu rezeki, menambah kesehatan, serta membawa keberkahan melalui silaturahmi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi wadah penting bagi penguatan kapasitas dan sinergi antar lembaga pendidikan Islam di kawasan Asia Tenggara.
“Unisba selalu terbuka untuk berdialog dan berkolaborasi, baik secara langsung maupun daring di masa mendatang. Banyak peluang kerja sama yang bisa menghadirkan manfaat bersama,” tambahnya.
Agenda utama pertemuan diisi dengan diskusi ilmiah bertema “Peluang dan Tantangan Penggunaan Artificial Intelligence (AI) terhadap Fiqh Astronomi)” yang disampaikan oleh dosen Fakultas Syariah Unisba, Encep Abdul Rojak.
Dalam pemaparannya, Encep menyoroti bagaimana kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan dalam menentukan awal waktu ibadah seperti salat dan Ramadan. Namun, ia juga menekankan adanya tantangan baru dari sisi otoritas hukum Islam serta keabsahan data astronomi jika dikaji dari perspektif fiqh.
Diskusi berjalan interaktif, melibatkan partisipasi aktif dari delegasi JAKIM-ILIM, para dosen, dan tenaga kependidikan Unisba. Peserta turut membahas potensi kolaborasi riset internasional di bidang fiqh dan astronomi Islam, yang dinilai memiliki prospek besar untuk dikembangkan bersama.
Usai diskusi, rombongan tamu diajak meninjau Observatorium Al-Biruni Unisba di lantai 9 Gedung Fakultas Kedokteran. Dalam kunjungan tersebut, para peserta menyaksikan secara langsung fasilitas observasi astronomi yang digunakan untuk penelitian hilal dan kajian falak modern.
Pertemuan ini menjadi titik awal terbukanya peluang kerja sama akademik antara kedua lembaga, khususnya dalam pengembangan fiqh astronomi dan pemanfaatan teknologi AI untuk riset keislaman. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat melahirkan inovasi model data falakiyah berbasis kecerdasan buatan yang tetap berpijak pada prinsip-prinsip syariah, sekaligus memperkuat kapasitas riset dan pengajaran di kedua institusi.
Sebagai tindak lanjut, Fakultas Syariah Unisba berencana melakukan kunjungan balasan ke JAKIM-ILIM Malaysia dalam waktu dekat. Langkah ini diharapkan dapat mempererat hubungan kelembagaan sekaligus memperluas peluang kerja sama dalam pengembangan kurikulum, penelitian bersama, dan penerapan teknologi modern untuk mendukung kajian fiqh serta astronomi Islam di kawasan Asia Tenggara.
(gifa/bnn)
